Oleh : Neehaya
Add caption |
Malam-malam
di bawah naungan lampu penerang. Nina sendirian. Ia ia hempas perut dan lelah
seharian. Ujung matanya melirik jarum jam. “pukul sepuluh”. Ia menarik napas
panjang. “waktunya tidur…” gumamnya. Ia pejamkan mata lalu menjatuhkan diri ke
atas hamparan sepray kusam.
Baru
beberapa detik saja, kedua alisnya menegang lagi. Ia menelan ludah dengan
payah. Di balik kelopak, mata itu berkoar mencari alam raya. Terbuka sudah.
Kini dia tidak lagi Memejam. Matanya berkaca-kaca melihat kenangan. Isi hatinya
bergejolak hingga nafasnya tersendat. Lalu ia mendengar hujan. Kemudiaan bangun
meninggalkan seprai kusam.
“Menyukai
hujan di bulan September” kalimat itu Nina ketik di dalam kotak status
facebook. Beberapa menit kemudian komentar pun datang. Kali ini bernama
Serenada.
“Menyukai
hujan kapanpun dan dimana pun karena hujan itu romantissss…. J
“
Nina membalas dan begitu pula
seterusnya.
N : “Hujan menjadi
pelipur lara atau malah menjadi teman yang paling menyenangkan. Ketika ingin menumpahkan tangis, merasa
senasib dengan tangis. Hee.”.
S : “Bukaaannn… tapi hujan emang bawa suasana
sejuk dan damai. Jadi kesannya romantis. Gak peduli apapun suasana hati. Yang
terasa cuman nyaman…”
N : “Hujan beri rasa
nyaman buat Rena. Tapi hujan membuat guncangan bagi Nina… Hemmmm, anehnya tetap
suka hujan.”
S : “Setiap orang punya
kenangan, dan setiap kenangan pasti akan terasa manis nantinya… apalagi ketika
kita mengenangkan dalam suka.”
N : “Setuju. Boleh ku
bocorkan 1 rahasia sebagai investigasi kepercayaanku terhadapmu .. ada kasus
sakit lumpuh gara-gara kena serangan kenangan! Hati-hatilah terhadap kenangan J
“
Serena mengacungkan 1 jempol
untuk Nina. Lalu dia coment lagi.
S :
“Ada juga 1 kasus kesembuhan dari kanker karena bisikan kenangan..”
N : “Hehe… kengan bagai
pisau saja. Jadikan sudut pandang sebagai pegangan atau sebagai ujungnya yang
tajam mematikan… kenangan bisa menyembuhkan tergantung bagaimana sudut pandang.
Dan hujan seperti energy pembangkit kenangan.”
S :
“Orang pintar pasti menjadikan kenangan sebagai pegangan yang mendamaikan… J”
Nina
mengacungkan 1 jempol untuk Serena. Mereka impas.
S :
“Iklaaaaaannnnnnnn…..”
N : “Hehehe…. Dua
professor pecinta hujan akan melanjutkan acara pada jam tayang yang sama. Seperti
apa penghargaan dunia terhadap temuan mereka, tentang dahsyatnya kenangan dan
hujan? Saksikanlah setelah iklaaannnn….”
Nina mulai
mengantuk dan dia keluar dari layar facebook. Kini ia benar-benar tertidur pulas.
Hingga pagi tiba, ia kembali menengok inbox terbaru. Ternyata dari Serena.
S : “Ini serius!
Kasusnya Ren sendiri yang mengalami… 1 tahun lalu divonis kanker otak stadium
3. Nyaris tidak ada harapan untuk bisa hidup, kecuali dengan operasi. Resikonya
ada 3 : Sembuh dengan amnesia, 50%
sembuh dengan kerusakan fatal pada system kerja otak atau kematian di meja
operasi. Ren nggak milih ketiganya. Karena takut . tapi bukan takut mati! Bukan
juga takut gagal! Ren takut hidup tanpa memory. Karena itu sama kayak mati buat
Ren… kemudian Ren mulai menuliskan semua hal indah dalam buku-buku kenangan..
berharap suatu saat ren akan membacanya dan mengingatnya satu persatu. Tapi apa
yang terjadi… ternyata semua hal indah itu berhubungan dengan air dan hujan.. dan Ren mulai menulis dibalik tirai hujan..
semua memory hanya yang indah. Kamu tau apa yang terjadi? 1 bulan lalu ren
mulai sadar kalau sakit dikepala ren jadi jarang muncul. Ctscan terakhir
sebeleum idul fitri dan bilang tumor diotak ren mengecil. Bukan karena obat.
Bukan karena operasi. Karena sikap positif yang timbul ketika memandang hujan.
Ketika mengenang hal manis dan kebaikan. Otak akan mencari memory tersebut dan
memprosesnya.. menyebabkan aliran darah ke otak membaik. Sirkulasi oksigen
bagus dan system kerja tubuh positif.
Kesadaran Ren timbul.
Sakit adalah ketika hati tidak mampu
mencerna kejadian menjadi pelajaran dan penghargaan pada jiwa… sehingga
kinerja tubuh terpengaruh karenanya.. jadi, semua berawal dari suasana hati..
so be smile.. setiap kita senyum ada 100 otot yang berkontraksi, aliran darah
terbuka lebar dan nafas jadi teratur.”
Nina tertegun
lama. Ia tidak tahu apa yang mesti diucapkan tapi akhirnya ia memutuskan untuk
mengetik..
N : “Waw.. Subhanalloh..
jadi ingat Film 1 liter of tears. Tapi sayang penderita yang lain belum tahu
kekuatan kenangan positif seperti yang ren lakukan. Hujan/air memang memiliki
power seperti penelitian yang dilakukan oleh orang jepang. Coba deh pengalaman
ren diabadikan? Misal dibukukan?”
Balasan sudah
terkirim. Tapi Nina masih melongo. Ia kembali membuka inbox dan membaca pesan
Serena berulang-ulang. Sebelumnya Nina belum pernah bertautan dengan Serena.
Maka tak heran Nina buru-buru mengintip dinding Serena. Dia klik info
tentangnya. Ternyata dari DKI Jakarta. Nina menggeleng-geleng kepala. Nampaknya
dia masih asing. Lalu ia kirim pesan terakhir.
N :
“Makasih benget ya Ren, udah share pengalaman yang istimewa ini. Aku sampe
berulang-ulang baca tulisan kamu. Kaget dan salut… J”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar